Rabu, 30 Maret 2016



Di Batas Senja Kota Ini
By : Nidya Juwita Roza
Di batas senja langit kotaku
Di ketinggian gedung pencakar langit aku berdiri
Meratapi nasib dan takdirku yang memilukan
Wajah sendu langit nan murung seraya berkata
Jangan risaukan hati penuh luka
Pupuk tawa merekah di sudut bibirku
Agar aku tau arti hidup yang sebenarnya
Karena kisah ini sederhana
Apa salahnya melepas diri dari ikatan
Bertahan di kesakitan tak lekas pulih
Di senja ini kuredam tangisku
Di batas kota ini pula kulepas kepergianmu
Kukatakan aku telah menyerah
Pada cintamu yang buat ku lelah
Ku menangis, ku menjerit
Hatiku tlah mati tuk cintaimu
Mati rasaku kehilanganmu
Langit jingga di senja ini menangis menatapku
Karena aku ikut padam bersamanya
Ia kehilangan si matahari yang cerah cemerlang
Sedang aku kehilangan kau yang aku sayang
Ia kedinginan dibalut gelap
Sedang aku kesakitan dibelenggu senyap

Adalah Kau



Adalah Kau…
  by : Nidya Juwita Roza
Entah ketetapan apa yang telah Tuhan buat
Sebab aku dipertemukan denganmu
Orang yang kubenci awalnya
Tak pernah kusangka akan seperti ini jadinya
Aku memang tak berjanji tuk membencimu selamanya
Karena aku tak pernah tau takdir
Rasa benci itu perlahan memudar
Bahkan tak kasat mata lagi
Untunglah, aku tak berkhianat atas janji
Namun ada ketakutan setelah itu
Ketakutan besar untuk jatuh hati padamu
Hingga akhirnya apa yang aku takutkan terjadi
Aku jatuh hati padamu berkali-kali
Rasa sakit yang membuatku ketagihan
Tak lantas urungkan niatku untuk menyerah
Tapi aku tak pernah tau hatimu
Karena yang aku tau hanya hatiku
Hati yang jatuh berkali-kali di lubang yang sama
Hari berganti bulan
Tahun pun tercipta perlahan
Dan kau pun belum juga tau hatiku
Sampai detik ini belum berubah
Jatuh di hatimu bukan deritaku
Bagiku kau adalah sakura yang kutemukan di musim gugur
Seumpama salju yang turun di musim panas seratus derajat
Seperti gugusan bintang di malam yang temaram